Tren Lifestyle Viral

Wisata Gunung Bromo Ramai, Turis Asing Puji Keindahan Matahari Terbit

wisata-gunung-bromo-ramai-turis-asing-puji-keindahan-matahari-terbit

Probolinggo, 27 Agustus 2025Gunung Bromo kembali dipadati wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Pemandangan matahari terbit dari puncak Penanjakan membuat banyak turis asing terpukau, bahkan menyebutnya sebagai salah satu sunrise terindah di dunia.

Antusiasme Wisatawan

Sejak libur panjang akhir pekan, jumlah wisatawan di kawasan Gunung Bromo meningkat hingga 40% dibanding bulan sebelumnya. Data dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) mencatat, rata-rata 5.000 pengunjung per hari memadati kawasan wisata ini.

Banyak turis asing datang dari Eropa, Amerika, hingga Jepang. Mereka rela bangun dini hari untuk mendaki atau menggunakan jeep menuju Bukit Penanjakan demi menyaksikan momen matahari muncul perlahan di balik Gunung Semeru.

Pujian dari Turis Mancanegara

Seorang turis asal Prancis, Amélie (28 tahun), mengaku takjub. “Saya sudah melihat sunrise di banyak tempat, tapi Bromo benar-benar berbeda. Langitnya berlapis warna oranye, ungu, dan biru, dengan siluet gunung yang megah. Itu pengalaman spiritual,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan wisatawan asal Jepang, Takumi (34 tahun), yang menyebut Bromo sebagai destinasi wajib Asia Tenggara. “Tidak heran banyak turis asing ke sini. Sunrise-nya lebih indah dari foto-foto di internet,” katanya sambil mengabadikan momen dengan kameranya.

Pesona Alam dan Budaya

Selain panorama sunrise, wisatawan juga tertarik dengan hamparan Lautan Pasir Bromo, kawah yang masih aktif, hingga budaya suku Tengger yang unik. Festival Yadnya Kasada yang digelar setiap tahun bahkan selalu menjadi magnet turis asing karena menghadirkan perpaduan ritual adat dan keindahan alam.

Menurut Dinas Pariwisata Jawa Timur, keunikan budaya lokal ini menambah daya tarik Bromo, sehingga bukan hanya wisata alam, tetapi juga wisata budaya.

Dampak Ekonomi Lokal

Ramainya kunjungan wisatawan berdampak positif pada ekonomi masyarakat sekitar. Mulai dari penyedia jasa jeep, pemandu wisata, hingga pedagang makanan di sekitar kawasan Bromo ikut merasakan lonjakan pendapatan.

Sutrisno (45 tahun), sopir jeep asal Desa Cemoro Lawang, mengatakan pendapatannya meningkat dua kali lipat. “Biasanya bawa satu rombongan saja sehari sudah syukur, sekarang bisa sampai tiga kali jalan. Alhamdulillah ramai lagi,” ujarnya.

Tantangan Pengelolaan Wisata

Meski ramai, BB-TNBTS tetap mengingatkan wisatawan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sampah plastik yang ditinggalkan pengunjung masih menjadi masalah utama. Pemerintah daerah berencana memperketat aturan dengan menambah pos pemeriksaan dan kampanye eco tourism.

Penutup

Keindahan sunrise Gunung Bromo kembali membuktikan bahwa Indonesia memiliki destinasi wisata kelas dunia. Dengan perpaduan alam, budaya, dan keramahan masyarakat lokal, Bromo dipastikan akan terus menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara yang mencari pengalaman tak terlupakan.